Medan, Rizk News – Kabupaten Jombang memiliki 45 sekolah yang ramah terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK), terdiri dari 22 SD dan 23 SMP. Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Senen, semua sekolah ini ditunjuk sebagai sekolah inklusif yang wajib menerima ABK.
Di jenjang SD, sebagian besar sekolah menerima ABK dengan kategori slow learner atau lambat belajar. Beberapa juga menerima siswa dengan autisme. Sementara itu, di jenjang SMP, mayoritas sekolah menangani siswa tunadaksa, lamban belajar, tunalaras, tunagrahita, dan tunarungu.
Senen menjelaskan bahwa pembelajaran bagi ABK di sekolah inklusif sama seperti siswa lainnya. Tidak ada tenaga pengajar khusus untuk ABK di sekolah-sekolah tersebut. Pembelajaran dilakukan secara bersama-sama, tanpa ada perbedaan. Perbedaannya terletak pada pencapaian kompetensi, di mana ABK cukup mengikuti proses pembelajaran saja sebagai syarat kelulusan. Saat ujian, mereka diberi kesempatan untuk berpartisipasi sebaik mungkin.
Salah satu sekolah inklusif di Jombang, yaitu SMPN 3 Jombang, memiliki enam siswa ABK dengan berbagai kondisi, seperti tunagrahita, tunadaksa, dan lamban belajar. Kepala SMPN 3 Jombang, Eko Sisprihantono, menyatakan bahwa siswa ABK tersebut diajarkan bersama dengan siswa lainnya.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) siswa ABK tidak sama dengan siswa lainnya. Mereka dianggap berhasil jika mampu membaca dan menulis dengan lancar. Sebagai contoh, seorang siswa ABK yang baru masuk SMPN 3 Jombang pada awalnya belum mengenal huruf sama sekali, tetapi dalam waktu enam bulan sudah dapat membaca.
Eko menganggap itu sebagai pencapaian yang luar biasa. Target utama bagi siswa ABK adalah menguasai keterampilan membaca dan menulis. Tugas yang diberikan juga disesuaikan dengan kemampuan mereka. Bagi Eko, kesediaan siswa ABK untuk sekolah saja sudah merupakan hal yang luar biasa.
Dengan adanya sekolah inklusif ini, diharapkan semua anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Jombang mendapatkan kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan. Dukungan dan upaya kolaboratif dari semua pihak sangat penting agar inklusi pendidikan dapat terwujud dengan baik.